Menurut majalah perempuan French Elle edisi musim panas yang mengulas tentang hal ini, kini perempuan banyak merasa kurang bebas ketika topless sebagai pakaian renang. Berjemur bertelanjang dada menjadi hal yang berlebihan bahkan di Riviera Perancis.
Melansir independent, Senin (4/8/2014), majalah menulis peningkatan kesadaran tentang kanker kulit dan pengakuan terhadap kerusakan yang merugikan dari sinar UV pada kulit telah membuat perempuan sadar dari kebiasan mereka memamerkan bagian tubuh yang pribadi itu.
Apalagi persepsi pornoaksi yang melekat pada wanita yang topless, yaitu ketika Duchess of Cambridge, Kate Middleton pernah tertangkap kamera sedang topless bahkan di apartemen pribadi saat liburannya. Ini menjadi skandal terbesar yang menghantam Perancis.
Topless menjadi booming dan berlanjut sebagai sebagai fashion sejak tahun 1960-an legendaris Brigitte Bardot tertangkap kamera dengan berjemur topless di pantai. Saat itu topless dianggap sebagai kesetaraan antara pria yang boleh bertelanjang dada.
"Anda akan pergi ke pantai dan semua orang akan topless sehingga Anda pergi topless, itu fashion. Aku seorang gadis tujuh puluhan, kami tidak peduli tentang pamer," kata Jo Slinkard, kini 60 tahun kepada The Sydney Morning Herald.
Berbeda dengan Slinkard, Clotilde Linehart, 23 tahun, ini membuatnya sebagai wanita tidak nyaman karena menjadi pusat perhatian. ""Ini sesuatu tentang puting. Saya akan merasa rentan. Orang-orang akan menonton dan saya tidak ingin terlihat seperti itu," ujarnya.
Ahli Seksualitas di University of New England di Australia, Profesor Gail Hawkes, menambahkan, "Mungkin ini adalah bentuk melindungi keperawanan tubuh Anda. Anda harus menjadi bagian pribadi untuk pasangan Anda, bukan untuk publik."
Menurut penelitian terbaru oleh Expedia, wisatawan asal Austria, Jerman dan Spanyol yang paling banyak menanggalkan atasan mereka ketika berjemur di pantai.
0 komentar:
Posting Komentar